Selasa, 07 Juni 2011

SHALAT BERJAMAAH

Semangat Para Salafus Shalih dalam Shalat Berjamaah Berikut nukilan tentang kesungguhan diantara Salafus Shalih dalam menegakkan sholat berjamaah: Ibnu Al-Musayyib rahimahullah berkata: “Saya tidak pernah ketinggalan shalat berjamaah selama 40 tahun.” (As-Siyar, 4/221). Dari Utsman bin Hakim, aku mendengar Said bin Al-Musayyib berkata: “Tidaklah mu’adzin mengumandangkan adzan selama 30 tahun, kecuali aku berada di dalam masjid.” (As-Siyar, 221). Waki’ bin Al-Jarrah berkata: “Adalah Al-A’masy Sulaiman bin Mahran telah mendekati umur 70 tahun, tetapi ia tidak pernah ketinggalan takbiratul ihram.” (As-Siyar, 6/228). Muhammad bin Al-Mubarak Ash-Shuri berkata: “Jika Said bin Abdul Azis ketinggalan shalat berjamaah, maka ia menangis.” (As-Siyar, 8/34) Muhammad bin Khafif rahimahullah memiliki sakit pinggang, jika ia diserang penyakit tersebut ia susah bergerak. Tetapi jika adzan berkumandang ia minta dipanggul di atas punggung orang lain. Suatu kali pernah dikatakan padanya, ‘Kenapa engkau tidak mengasihi dirimu?’ Beliau menjawab, ‘Jika kalian mendengar ‘hayya alash shalah’ tetapi tidak melihatku di dalam shaf (jamaah) maka carilah aku di kuburan.” Bila Al-Aswad An-Nakha’i rahimahullah ketinggalan shalat berjamaah maka beliau pergi ke masjid lain. Sumber: Risalah Ajilah ila Jaril Masjid, Muhammad Al-Musnid; Ila Man Takhallafa an Shalatil Jamaah, Hamd Al-Huraiqi; Al-Mutakhallifun an Shalatil Jamaah , Abdul Azis Rawah: Ahammiyatu Shalatil Jama’ah, Dr. Fadhl Ilahi. dll.http://www.voa-islam.com/islamia/ibadah/2009/07/07/150/semangat-para-salafus-shalih-dalam-shalat-berjamaah/

Sabtu, 04 Juni 2011

Assalamualaikum wr.wb.

بــسم الله الرحمــن الرحــيم

Segala puji hanyalah milik Alloh Robbul ‘Alamin, hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nyalah kami memohon. Sholawat dan salam atas junjungan panglima tertinggi Ummat Islam, manusia terbaik, Muhammad shollallohu 'alaihi wa sallam, dan kepada para sahabat, para tabi’in serta orang-orang yang senantiasa berpegang teguh dalam menjalankan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam.

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Qurais) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (QS. 8:30)
Kasus Terorisme kembali mencuat pada pertengahan tahun 2009 hingga akhir 2010. Penangkapan dan penggerebekan yang dilakukan oleh Densus 88 selalu dijadikan pengalih issue di tengah terbongkarnya kegagalan (baca:kebrobokan) pemerintahan.

Proses penyelidikan dan penyidikan tersangka teroris selama ini yang digawangi oleh Detasemen Khusus 88 Anti terror seringkali luput dari perhatian masyarakat dan yang di dalamnya sangat riskan terjadi pelanggaran HAM, hal ini karena minimnya akses yang diberikan kepada keluarga, Penasehat hukum maupun media oleh pihak Kepolisian terhadap tersangka tindak pidana terorisme.

Proses penahanan yang memakan waktu 7 X 24 jam untuk menjadikan seorang terduga teroris menjadi tersangka seperti yang diatur di dalam UU no 15 thn 2003 tentang Terorisme sudah menjadi rahasia umum dijadikan ajang penyiksaan bagi terduga teroris untuk dipaksa mengakui tindakan yang dituduhkan kepadanya; namun selama ini entah karena tekanan dari pihak Kepolisian, hal ini tidak pernah muncul di media cetak maupun elektronik.

Pernyataan tentang adanya penyiksaan ini pernah dilontarkan oleh Muhamamd Jibril yang disangka sebagai penyandang dana pengeboman hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton pada saat sidang di PN Jakarta Selatan beberapa waktu yang lalu. Kenyataan adanya penyiksaan ini juga dilontarkan oleh saudara Abdul Hamid pada saat proses penyidikan yang berakibat cacat permanen di bagian tulang belakang yang menyebabkan dia harus dipapah oleh 2 orang jika hendak kemana-mana.

Abdul Hamid merupakan tersangka teroris yang dituduh melakukan perekrutan terhadap Abdurrochim seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota solo untuk meng-upload video pelatihan militer di Aceh. Dia juga diduga telah membeli sepucuk senjata api dari handzolah yang juga ditangkap bersamaan dengannya. Abdul Hamid ditangkap pada saat hendak menuju ke pasar dengan cara ditabrak di tengah jalan oleh anggota densus 88 antiteror mabes polri.

Setelah itu dia dibawa di salah satu hotel di daerah jogja. Di sana setiap hari dia mengalami penyiksaan yang sangat keji sampai beberapa kali sempat tidak sadarkan diri saking kerasnya penyiksaan yang dilakukan terhadap dirinya. Setelah 7 hari disiksa secara marathon dia dibawa ke mapolda Jakarta untuk menjalani proses persidangan.

Tulisan ini diharapkan membuka mata semua pihak bahwa penanganan kasus terorisme ini sarat akan pelanggaran HAM sehingga diharapkan pihak-pihak yang terkait untuk berperan aktif mengawal kinerja Kepolisian khususnya Densus 88.

Sampai tulisan ini diturunkan dia sedang menunggu proses persidangan yang menginjak agenda tuntutan.

Wassalmmualaikum wr.wb

PERINGATAN BAGI YANG SUKA MENINGGALKAN SHALAT

Peringatan Bagi yang Suka Meninggalkan Shalat

Alhamdulillah, sehala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kelaurga dan para sahabatnya.

Sesungguhnya shalat merupakan perkara yang besar. Karena ia merupakan tiang Islam dan rukunnya yang paling utama sesudah dua kalimat syahahadat. Maka siapa yang menjaganya, ia telah memelihara diennya. Dan siapa yang meremehkan dan meninggalkan shalat, ia terhadap syariat Islam yang lain pasti lebih meremehkan.

Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk menunaikan shalat dan menjaganya.

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

“Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 238)

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45) Dan ayat-ayat yang membacarakan tentang shalat, mengagungkannya, dan menyuruh melaksanakannya sangat banyak sekali.

Telah diriwayatkan dengan shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:

رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Pokok segala urusan ialah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya jihad di jalan Allah.” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, beliau menilai sebagai hadits Hasan shahih)

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun di atas lima pilar: Syahadat bahwa tidak ada tuhan (yang hak) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih)

الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

“Perjanjian (yang membedakan) antara kami dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa yang sengaja meninggalkannya maka ia telah menjadi kafir.” (HR. Ahmad dan Ahlussunan)

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ

“Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim dari Jabir)

Maknanya, yang menghalanginya dari menjadi kafir adalah selama dia tidak meninggalkan shalat. Maka apabila ia meninggalkannya, tidak ada pembatas antara dia dan kesyirikan, bahkan ia telah masuk ke dalamnya. (Keterangan tambahan dari Syarah Muslim li al-Nawawi)

Dan hadits-hadits tentang masalah ini sangat banyak yang semuanya menunjukkan kufurnya orang yang meninggalkan shalat walaupun ia tidak menentang hukum wajibnya. Ini merupakan pendapat yang shahih (benar) dalam masalah ini, berdasarkan dalil yang menunjukkannya.

Maka apabila ia meninggalkan shalat, tidak ada pembatas antara dia dan kesyirikan, bahkan ia telah masuk ke dalamnya.

Adapun jika menentang wajibnya shalat, maka ia dikafirkan berdasarkan ijma’ para ulama walaupun ia tetap shalat. Sebabnya, karena ia mendustakan Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam. Dan siapa yang meninggalkannya, maka tidak sah puasa dan hajinya serta ibadah-ibadahnya yang selain itu. Karena kufur akbar menghapuskan semua amal shalih sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.” (QS. Al-Maidah: 5)

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88) dan ayat-ayat semakna dengan ini cukup banyak.

Maka perkara yang wajib bagi seorang muslim dan muslimah, menjaga shalat lima kali sehari semalam sesuai dengan waktunya, saling berpesan dengan hal itu, dan memperingatkan orang yang meninggalkan dan meremehkannya, atau yang hanya meninggalkan sebagiannya.

Adapun jika menentang wajibnya shalat, maka ia dikafirkan berdasarkan ijma’ para ulama walaupun ia tetap shalat. Sebabnya, karena ia mendustakan Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.

Bagi laki-laki, ia wajib menjaga pelaksanaannya dengan berjamaah di rumah-rumah Allah 'Azza wa Jalla (masjid) bersama saudara-saudaranya (kaum muslimin) yang lain. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

“Siapa yang mendengar adzan lalu tidak mendatanginya maka tidak ada shalat baginya kecuali karena ada udzur.” Dikatakan kepada Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, “Apa yang dimaksud udzur?” Beliau menjawab, “Takut dan sakit.”

Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Ada seorang laki-laki buta datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak punya seorang yang menuntunku ke masjid. Apakah saya punya rukhshah (keringanan) untuk shalat di rumahku? Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya, “Apakah engkau mendengar panggilan shalat?” Ia menjawab, “Ya” Beliau bersabda, “Kalau begitu, penuhilah panggilan tersebut.” (HR. Muslim, Nasai, dan lainnya)

Hadits yang agung ini menunjukkan agungnya urusan shalat berjama’ah bagi kaum Adam, kewajiban menjaganya dan tidak meremehkannya. Sedangkan kebanyakan orang meremehkan shalat Fajar (Shubuh), ini merupakan dosa dan kejahatan besar serta menyerupai orang-orang munafik. Maka wajib menjauhi perilaku-perilaku tersebut, lalu bersegera mendirikan shalat pada waktunya dengan berjama’ah bagi laki-laki sebagaimana shalat-shalat lainnya.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلًا

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. Al-Nisa’: 142)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ أَثْقَلَ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat fajar. Seandainya mereka mengetahui apa yang ada di dalamnya (pahalanya), pasti mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak.” (Bukhari dan Ahlussunan, dan ini merupakan hadits yang disepakati keshahihannya)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin al-‘Ash radhiyallahu 'anhuma, berkata: Pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membicarakan shalat tengah-tengah sahabatnya. Lalu beliau bersabda,

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلَا بُرْهَانٌ وَلَا نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ

“Siapa yang menjaganya, ia akan memperoleh cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan siapa yang tidak menjaganya, ia tidak akan punya cahaya, petunjuk, dan tidak selamat. Dan kelak pada hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir’aun, Hamman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, al-Daarimi, dan al-baihaqi dalam Syu’ab al-Iman. Dishaihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykah al-Mashabih, no. 578) ini merupakan ancaman keras bagi siapa yang tidak menjaga shalat.

Sebagian ulama berkata mengenai syarah hadits ini: Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat akan dikumpulkan bersama Fir’aun, Haman, Qarun, dan Ubai bin Khalaf; jika dia meninggalkan shalat karena faktor kepemimpinan, kekuasaan, dan keamiran, ia menyerupai Fir’aun yang melampaui batas dan berlaku zalim disebabkan kedudukannya, maka ia akan digiring bersamanya ke neraka pada hari kiamat. Jika dia meninggalkan shalat karena tugas dan pelayanan maka dia seperti Haman, seorang menteri Fir’aun yang melampaui batas dan berbuat zalim dikarenakan kekuasaan, maka ia akan digiring ke neraka bersamanya pada hari kiamat. Sedangkan kedudukannya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya dari neraka.

Jika ia meninggalkannya disebabkan harta dan hawa nafsunya, ia menyerupai Qarun, pedagang kaya Bani Israil yang telah Allah kabarkan, “Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka,” (QS. Al-Qashash: 76).

Qarun sibuk dengan harta dan syahwatnya, durhaka kepada Musa dan berlaku sombong terhadap pengikutnya, lalu Allah benamkanlah ia beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka ia tenggelam ke dalam bumi sampai hari kiamat sebagai balasan yang disegerakan, disamping tetap mendapatkan siksa neraka pada hari kiamat.

Keempat, orang yang meninggalkan shalat karena sibuk dengan perdagangan dan jual-beli, menagih dan menghutangi, ia sibuk dengan kegiatan mu’amalah dan melihat catatan, apa yang masih ada pada fulan? apa yang masih ada pada fulan? Sehingga dia meninggalkan shalat, maka ia menyerupai Ubay bin Khalaf, seorang pedagang besar dari Makkah dalam kekufuran, maka ia akan digiring bersamanya ke neraka pada hari kiamat. Dan Ubai bin Khalaf telah terbunuh pada perang Uhud sebagai orang kafir. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri yang membunuhnya dengan tangannya yang mulia. Ancaman ini menunjukkan kafirnya orang yang meninggalkan shalat, -tanpa diragukan lagi- walaupun ia tidak menentang hukum wajibnya. Selanjutnya kami memohon keselamatan kepada Allah untuk diri kami dan seluruh kaum muslimin dari menyerupai musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta'ala. [PurWD/voa-islam.com]

* Sumber: Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, Jilid X, disadur dan diterjemahkan oleh Badrul Tamam dari Situs Resmi Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz: www.binbaz.org.sa.

http://www.voa-islam.com/islamia/ibadah/2011/03/07/13633/peringatan-bagi-yang-suka-meninggalkan-shalat/


Shalat Adalah Tiang Utama Islam

Shalat Adalah Tiang Utama Islam

Kita meyakini bahwa shalat merupakan tiang utama bangunan Islam dan rukunnya yang kedua sesudah dua kalimat syahadat. Allah telah mewajibkannya bagi hamba-hamba-Nya lima kali dalam sehari semalam. Siapa yang melaksanakan dengan semestinya, ia akan mendapat nur (cahaya), keselamatan, dan petunjuk pada hari kiamat. Sebaliknya, siapa yang sengaja meninggalkannya karena menentang kewajibannya, sungguh ia telah kafir. Sedangkan yang meninggalkannya karena menganggapnya remeh, maka vonis kafir terhadapnya merupakan ranah ijtihad.

Perintah mendirikan shalat dalam Al-Qur’an sangat banyak. Bahkan menjadi perkara yang sudah sangat maklum dalam dien berdasarkan banyaknya dalil-dalil yang menyebutkannya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43)

قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آَمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خِلَالٌ

“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau pun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan.” (QS. Ibrahim: 31)

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’: 78)

وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآَتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al-Ahzab: 33)

Allah memerintahkan untuk menjaga shalat dalam firman-Nya,

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

“Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 238)

Allah juga menetapkan jaminan ishmah (keselamatan) dan puncak selesainya perang. Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Jika mereka bertobat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Taubah: 5)

Allah juga menjadikan shalat sebagai tanda ukhuwah (persaudaraan) dalam agama. Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

“Jika mereka bertobat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. Al-Taubah: 11)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan bahwa shalat adalah salah satu pilar utama bangunan Islam. Beliau bersabda,

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ

“Islam dibangun di atas lima pilar: Syahadat bahwa tidak ada tuhan (yang hak) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, . . . ” (Muttafaq ‘alaih)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa meninggalkan shalat menyeret kepada kekufuran. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ

“Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim dari Jabir)

Maknanya, yang menghalanginya dari menjadi kafir adalah selama dia tidak meninggalkan shalat. Maka apabila ia meninggalkannya, tidak ada pembatas antara dia dan kesyirikan, bahkan ia telah masuk ke dalamnya. (Keterangan tambahan dari Syarah Muslim li al-Nawawi)

“Perjanjian (yang membedakan) antara kami dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa yang sengaja meninggalkannya maka ia telah menjadi kafir.” (HR. Ahmad dan Ahlussunan)

Maka apabila ia meninggalkannya (shalat), tidak ada pembatas antara dia dan kesyirikan, bahkan ia telah masuk ke dalamnya. (Keterangan tambahan dari Syarah Muslim li al-Nawawi)

Dari Abdillah bin Syaqiq al-‘Uqaili bebkata, “Para sahabat Nabi Muhammad tidak memandang satu amal yang meninggalkannya adalah kekafiran selain shalat.” (HR. al-Tirmidzi dan Hakim)

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diperintahkan untuk memerangi (suatu kaum) sehingga mereka menegakkan shalat. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang hak) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka melaksanakan semua itu, maka darah dan harta mereka terlindungi dariku kecuali hak Islam, sedangkan hisab mereka hanya kepada Allah.” (muttafaq ‘alaih)

Orang yang meninggalkan shalat kelak pada hari kiamat akan dihimpun bersama pentolan-pentolan orang kafir, yaitu Qarun, Fir’aun, Hamman, dan Ubay bin Khalaf.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan shalat kelak pada hari kiamat akan dihimpun bersama pentolan-pentolan orang kafir. Dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa pada suatu hari beliau pernah membicarakan tentang shalat. Lalu beliau bersabda, “Siapa yang menjaganya, ia akan memperoleh cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan siapa yang tidak menjaganya, ia tidak akan punya cahaya, petunjuk, dan tidak selamat. Dan kelak pada hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir’aun, Hamman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Ibnu Hibban)

* Ini adalah tulisan bersambung yang ke 62 dari prinsip-prinsip Islam. Diterjemahkan oleh Badrul Tamam dari kitab Maa Laa Yasa’ al-Muslima Jahluhu, DR. Abdullah Al-Mushlih dan DR. Shalah Shawi.

KUMPULAN HADIS DAN AL QUR'AN

‎"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. At-Taubah: 18)


“Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Dan kobarkanlah semangat Para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah Amat besar kekuatan dan Amat keras siksaan(Nya)”. (QS. An Nisa : 84)


“Bagian negeri yang paling disenangi Allah adalah masjid-masjidnya dan bagian negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)


Segala puji bagi Alloh. Shalawat dan salam kpd Rasulullah SAW.
Sesungguhnya, tauhid adalah kewajiban pertama yg diserukan oleh para rasul, dan ia merupakan landasan utama dari misi dakwah mereka.
Allah berfirman yg artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap2 umat (utk menyerukan): sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut. (QS. An Nahl :36)



Seorang sahabat mendatangi pasar dan berkata, wahai saudra q, dimasjid sedang dibagikan warisan Nabi SAW. maka seketika orng yg berda dipasar mendatangi masjid
sesampainya disana yang ada hanya halaqoh2 kecil. lalu seorang bertanya.
"mana warisan nabi itu?"
Ilmu itu adalah warisan Nabi (Al-Qur'an dan As-Sunnah).



“Hendaknya orang-orang yang telah meninggalkan beberapa kali shalat Jum’at segera menghentikan perbuatan mereka atau Allah akan menutup hati mereka kemudian mereka benar-benar menjadi golongan orang-orang yang lalai.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Jumu’ah, as-Syamilah)

Foto Akhwat di facebook dan di dunia maya

Foto Akhwat di facebook dan di dunia maya Suatu hari saat chatting YM, saat aku belum memiliki akun FB.. ”Ada FB ga?” ”Ga ada. Adanya blog multiply. perempuanlangitbiru.multiply.com..” Tak berapa lama kemudian. ”Kok foto di MPmu (multiply, red), anak kecil semuanya siih?? Fotomu mana?”, tanya seorang akhwat yang baru dikenal dari forum radiopengajian.com. ”Itu semua foto keponakanku yang lucu.. ”, jawabku. Suatu hari di pertemuan bulanan arisan keluarga.. “De’ kok di FBmu ga ada fotomu siih??”, tanya kakak sepupu yang baru aja ngeadd FB-ku. “Hehe.. Ntar banyak fansnya..”, jawabku singkat sambil nyengir. Suatu siang di pertemuan pekanan.. “Kak, foto yang aku tag di FB diremove ya? Kenapa kak??”, tanya seorang adik yang hanya berbeda setahun dibawahku.. “He..”, jawabku sambil senyum nyengir yang agak maksa. Suatu malam di rumah seorang murid. ”FBmu apa?? Saya add ya..”, tanya bapak dari muridku. Setelah add FBku sang bapak bertanya: ”Kok ga ada fotonya siih??” Aku hanya bisa ber-hehe-ria. Dari beberapa kejadian itu, aku hanya bisa menyimpulkan bahwa yang pertama kali dilihat orang ketika meng-add FB seseorang adalah fotonya. Entahlah apa alasannya, mungkin memang ingin tahu bagaimana wajah sang pemilik akun FB, padahal kan yang di add biasanya yang sudah dikenal. Lantas jika memang sang empunya akun tidak memajang foto dirinya di FB, langsung deh jadi bahan pertanyaan, bahkan untuk seorang akhwat sekalipun. Jika ditilik-tilik, fenomena foto akhwat yang bertebaran di dunia maya nampaknya sudah bukan barang asing lagi. Kita dengan mudah menemuinya termasuk di FB. FB yang merupakan suatu situs jejaring sosial begitu berdampak besar bagi pergaulan masyarakat dunia, pun termasuk pergaulan di dunia ikhwan akhwat. Maraknya foto akhwat yang bertebaran di FB, membuat LDK (Lembaga Da’wah Kampus) suatu kampus ternama harus membuat peraturan yaitu tidak memperbolehkan akhwat aktivis da’wah kampus memajang foto dirinya di FB. Tentu saja banyak reaksi yang muncul dari peraturan dan kebijakan itu, mulai dari yang taat menerima dengan lapang dada sampai ada juga yang mem’bandel’. Namun apalah arti sebuah peraturan jika memang kita tidak mengetahui fungsi dan tujuannya dengan benar, dapat dipastikan peraturan hanya untuk dilanggar jika ditegakkan tanpa kepahaman. **** Di suatu pertemuan para akhwat aktivis da’wah kampus.. ”Ayolaaah,, foto bareng..”, rayuku sebagai fotografer ketika terheran-heran melihat seorang akhwat yang tidak mau ikut foto, menjauhi kumpulan akhwat yang siap-siap berpose. Selidik punya selidik ternyata akhwat tersebut kapok untuk difoto karena fotonya beredar di FB padahal dia ga punya FB. Fotonya bisa beredar di FB karena teman-teman satu jurusan mengunduh foto momen bersama di FB yang tentu saja ada dirinya di dalam foto itu. Padahal saat itu, aku belum punya FB (hanya memiliki blog di multiply) dan tidak terbersit sedikit pun berniat untuk mempublish foto itu di dunia maya, yaaa hanya untuk disimpan di folder pribadiku. Foto kebersamaan dengan para saudari seperjuangan yang bisa membangkitkan semangat di saat-saat tak bersemangat, hanya dengan melihatnya. Jika diperhatikan dengan seksama, ternyata benar bahwa orang-orang termasuk akhwat sudah terbiasa berkata: ”Nanti jangan lupa di upload n di tag in di FB ya..” setelah melakukan foto bersama. Benar saja! Di suatu kesempatan berselancar di dunia maya, di saat aku akhirnya memutuskan membuat akun FB, melihat-lihat, berkunjung ke FB para akhwat, dan ternyata benar saja foto-foto akhwat dengan mudah dilihat para pengguna FB yang telah menjadi temannya. Aku yang memiliki kepribadian idealis-pemimpi agak terkejut juga melihat hal itu, secara baru terjun di dunia perFBan. Terkejut karena kecantikan para akhwat dengan mudah dinikmati oleh orang lain. Aku agak bingung juga harus bagaimana melihat fenomena akhwat facebook-ers. Ada kekhawatiran apakah terlalu idealisnya pikiranku yang mungkin sebenarnya mengunduh foto sudah menjadi hal yang biasa saja di kalangan para akhwat. Itulah realita yang ada. Entah apa yang melatarbelakangi para akhwat akhirnya mengunduh foto pribadinya atau bersama rekan-rekannya di FB. Hingga akhirnya pada suatu hari, terjadilah sebuah percakapan: ”Kenapa siih yang dilarang majang foto itu cuma akhwat? Kenapa ikhwan juga ga dilarang?? Bukannya sama aja ya?? Sama-sama bakalan dinikmati kecantikan atau kegantengannya kan??”, tanyaku bertubi-tubi kepada seorang saudari yang sepemikiran denganku tentang fenomena foto akhwat di FB. ”Ya beda-lah.. Coba kita liat para cewek yang ngefans sama artis-artis cowok Korea, mereka cuma ngeliat cowok Korea itu sekadar suka-suka yang berlebihan.. Udaaaah,, hanya sebatas suka ngeliat. Tapi kalo cowok yang ngeliat foto cewek, itu beda. Kamu tau kan kalo daya lihat para cowok itu berbeda?? Ada pemikiran-pemikiran tertentu dari para cowok ketika melihat seorang cewek bahkan hanya sekadar foto.” Hmm.. yayaya.. Memang aku pernah mendengar bahwa daya lihat seorang laki-laki itu 3 dimensi. Laki-laki bisa membayangkan dan memikirkan hal-hal yang abstrak diluar dari yang dia lihat. Bahkan katanya lagi, seorang laki-laki bisa saja memikirkan seorang perempuan tanpa berbusana hanya karena melihat seorang perempuan yang berbusana mini berlalu di hadapannya. Namun kebenaran itu belum bisa kubuktikan karena aku hanyalah seorang perempuan biasa bukan seorang laki-laki. Pantas saja Allah memerintahkan kita untuk menahan pandangan, seperti dalam firman-NYA: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. . . . .” [QS. An-Nuur : 30-31] Ayat ini turun saat Nabi Shalallahu a’laihi wassalam pernah memalingkan muka anak pamannya, al-Fadhl bin Abbas, ketika beliau melihat al-Fadhl berlama-lama memandang wanita Khats’amiyah pada waktu haji. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa al-Fadhl bertanya kepada Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam, “Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?” Beliau Shalallahu a’laihi wassalam menjawab, “Saya melihat seorang pemuda dan seorang pemudi, maka saya tidak merasa aman akan gangguan setan terhadap mereka.” Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa yang diperintahkan untuk menahan pandangan bukan saja laki-laki namun juga perempuan. Untuk itu, sudah seharusnya kita menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak seharusnya kita pandang. Lalu apa hubungannya dengan pemajangan foto di dunia maya?? Jika dulu kasus menjaga pandangan hanya karena bertemu dan bertatap langsung, namun saat ini sudah lebih canggih lagi, tanpa bertemu dan bertatap pun, godaan menahan pandangan itu tetap ada. Ya! Bisa jadi dengan banyaknya bertebaran foto akhwat di dunia maya, itulah godaan terbesar. Buat para ikhwan, harus mampu menahan pandangan di saat berselancar di dunia maya, di saat-saat kesendirian berada di depan layar komputer ataupun laptop. Kondisikan hati terpaut dengan Allah saat-saat kesendirian, jangan sampai kita menikmati foto akhwat yang bertebaran di dunia maya. Buat para akhwat, yang memang merupakan godaan terbesar bagi para ikhwan, akankah kita terus menciptakan peluang untuk membuat para ikhwan ter’paksa’ memandangi foto-foto pribadi kita? **** Kejadian demi kejadian yang kutemukan di dunia maya begitu banyak menyadarkanku akan pentingnya seorang akhwat menjaga dirinya untuk tidak mudah mengupload foto dirinya di dunia maya. Beberapa hari belakangan ini, ketika sedang mencari desain kebaya wisuda untuk muslimah berjilbab di mesin pencari google, diri ini dipertemukan dengan sebuah blog yang bernama ’jilbab lovers’. Pecinta jilbab. Ya! Sesuai namanya, di blog itu berisi hampir semuanya adalah foto-foto muslimah berjilbab dengan berbagai pose. Di antara beberapa foto muslimah berjilbab itu, aku temukan 3 komentar yang mengomentari foto seorang gadis, aku akui gadis dalam foto itu sungguh cantik, memenuhi kriteria wanita cantik yang biasanya dikatakan sebagian besar orang. Beginilah kurang lebih komentar 3 orang laki-laki pada foto gadis itu dengan sedikit perubahan: ” Itu baru namanya gadis .. cantik nan islami.. sempuuuuurnaaaa… salam kenal..” ”Subhanallah ada juga makhluk Allah seperti ini ya..” ”Subhanallah..” Jika kita lihat ke-3 komentar diatas, bisa dilihat bahwa komentarnya begitu islami dengan kata-kata Subhanallah namun juga menyiratkan bahwa sang komentator begitu menikmati kecantikan sang gadis di dalam foto. Hal ini menandakan bahwa siapapun yang melihat foto itu memang pada akhirnya akan menikmati kecantikan sang gadis berjilbab. Allahurobbi,, akankah kita -para akhwat- rela jika kecantikan diri kita dapat dengan bebas dinikmati oleh orang lain yang belum halal bagi kita bahkan belum kita kenal? Mungkin akan ada sebagian dari kita -para akhwat- yang akan menepisnya: ”Aaahh,, itu kan foto close up. Kalo foto bareng-bareng ya gpp donk??” Hmm.. ada satu lagi yang kutemukan di dunia maya mengenai foto muslimah berjilbab. Pernah suatu hari, ketika diri ini mencari gambar kartun akhwat untuk sebuah publikasi acara LDF (Lembaga Da’wah Fakultas) di mbah google, kutemukan foto muslimah berjilbab yang sudah diedit sedemikian rupa hingga menjadi sebuah gambar porno. Memang gambar itu tidak kutemukan langsung diawal-awal halaman pencarian google, tapi berada di halaman kesekian puluh dari hasil pencarian keyword yang aku masukkan. Terlihat foto wajah sang muslimah begitu kecil (kuduga dicrop dari sebuah foto) dan dibagian bawah wajah sang muslimah berjilbab diedit dengan dipasangkan foto/gambar sesuatu yang seharusnya tidak diperlihatkan. Naudzubillahimindzalik.. Bagaimana perasaan kita jika seandainya melihat foto diri kita sendiri yang sudah diedit menjadi gambar porno dan dinikmati oleh orang banyak di dunia maya? Atau bagaimana perasaan kita jika ada kerabat dekat yang melihat foto kita yang sudah diedit sedemikian rupa menjadi gambar porno? Semoga saja hal ini tidak menimpa diri kita. Ya Rabb,, bantu kami –para akhwat- untuk menjaga kemuliaan diri kami.. Mungkin kita bisa mengambil teladan dari kejadian di bawah ini… Suatu ketika, diri ini menemukan blog (multiply, red) seorang ustadz. Dalam blog itu, terlihat foto sang ustadz bersama ketiga anaknya yang masih kecil, tanpa terlihat ada istrinya. Di bawah foto itu diberi keterangan:”mohon maaf tidak menampilkan foto istri saya..” Dari situ aku ambil kesimpulan bahwa sang ustadz sepertinya memang tidak ingin menampilkan foto sang istri. Bisa jadi karena begitu besar cintanya terhadap sang istri, maka tak boleh ada yang menikmati kecantikan sang istri selain dirinya, begitu dijaga sekali kemuliaan istrinya. Ya Rabb,, semoga kami -para akhwat- bisa menjaga kemuliaan diri kami.. Mungkin kita bisa mengambil hikmah dari kejadian di bawah ini… Baru saja kemarin, di perkampungan multiply, MP, ada berita bahwa ada seorang ikhwan yang tiba-tiba minta ta’aruf dengan seorang akhwat padahal belum kenal sang akhwat dan hanya melihat foto sang akhwat di FB. Huufffhh.. ada-ada aja.. Jika diliat dari akar masalahnya mungkin berasal dari foto sang akhwat di FB, bukan begitu?? Jadi, apa yang akan kita –para akhwat- lakukan setelah ini?? **** Tulisan ini dipublish terutama ditujukan pada diri sendiri sebagai seorang akhwat yang masih harus terus belajar menjaga kemuliaan diri serta untuk saling mengingatkan para facebookers yang lain. Semoga kita bisa menjaga kemuliaan diri kita sebagai seorang akhwat ketika berada di dunia maya. Ketika kita -para akhwat- ingin mengupload foto pribadi atau bersama sahabat seperjuangan di dunia maya, tanyakan lagi pada hati kita: untuk apa foto itu dipublish di dunia maya, timbangkanlah masak-masak sebelum menguploadnya, lebih banyak manfaat atau mudharatnya. Tentunya bukan hanya masalah foto yang terpampang di dunia maya yang mengharuskan kita menjaga kemuliaan diri tapi juga ketika kita berinteraksi di dunia maya, entah melalui comment ataupun fasilitas chat yang bersifat lebih privacy. ”Kejahatan itu bukan hanya sekadar berasal dari niat seseorang untuk berbuat jahat tapi karena ada kesempatan. Waspadalah..Waspadalah..” Semangat bermanfaat! Jadikan dunia maya sebagai ladang amal kita 

PEMBINAAN GENERASI MUSLIM BERDASARKAN KONSEP NABAWI

PEMBINAAN GENERASI MUSLIM BERDASARKAN KONSEP NABAWI 
oleh : DR.Abdullah Azzam, Rhm Sesungguhnya segala puji itu milik Allah. Kami memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, dan meminta ampunan-Nya. Dan kami minta perlindungan kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal-amal kami. Barangsiapa yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun yang dapat menunjukinya. Kami bersaksi tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya yang telah menunaikan amanah, menyampaikan risalah serta memberikan nasihat kepada umat. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan atasmu wahai junjuganku, wahai Rasulullah. Wahai engkau yang telah membina generasi Islam pertama, dan senantiasa generasi umat itu terbina berdasarkan petunjukmu. Dan mudah-mudahan Allah meridlai semua sahabatmu serta para pengikutnya dan para pengikut-pengikutnya dengan baik sampai hari kiamat, .... ‘Amma ba’du : “Ya Allah tidak ada kemudahan kecuali apa yang telah Engkau jadikan mudah. Dan Engkau jadikan kesedihan itu mudah manakala Engkau menghendakinya” Tarbiyah Nabi Terhadap Generasi Islam Yang Pertama. Yang kami maksud dengan “Generasi Pertama” adalah para sahabat. Adapun sahabat sendiri adalah orang yang bertemu dengan Nabi SAW, mereka muslim dan mati di atas keislaman. Rabb mereka dan Nabi mereka menyanjung para sahabat. Rabbul ‘Izzati memuji mereka. Demikian pula Nabi SAW juga banyak menyanjung mereka. Dalam surat Al Fath disebutkan : ---khot-- “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”. (QS. Al-Fath : 29). ---khot--- “Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan”. (QS. At Taubah : 117) Al Qur’an telah bersaksi --sedangkan dalil Al Qur’an itu qath’i dan pasti-- bahwa tigapuluh ribu sahabat yang ikut andil dalam perang Tabuk, mereka itu telah diampuni Allah. --Khot-- “Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon”. (QS. Al-Fath : 18) Adapun mereka yang ikut dalam Ba’iaturridwan itu berjumlah seribu empatratus orang. Mereka itu, berdasarkan nash Al Qur’an telah diridlai oleh Allah. Dalam hadits shahih disebutkan : --khot-- “Sebaik-baiknya kurun (abad/masa) adalah kurunku, kemudian yang sesudahnya kemudian yang sesudah mereka”. (HR. Al Bukhari) Dalam hadits shahih dari riwayat Abu Sa’id Al Khudri disebutkan : Pernah terjadi pertengkaran antara Khalid bin Walid dengan ‘Abdurrahman bin ‘Auf. Dalam pertengkaran tersebut Khalid mencacinya. Maka Rasulullah SAW bersabda : --khot-- “Janganlah kamu sekalian memaki salah seorang sahabatku. Karena sesungguhnya sekiranya seseorang diantara kalian menginfakkan emas semisal gunung Uhud, maka amalnya itu belum mencapai satu mud (kurang lebih 6 ons) seseorang diantara mereka atau setengahnya”. (HR. Ahmad, Al Bukhari dan Muslim). Padahal seperti telah diketahui Khalid juga seorang sahabat. Akan tetapi karena ‘Abdurrahman telah mendahului keislamannya serta persahabatannya, maka Rasulullah Saw marah kepada Khalid seraya mengatakan : “Sesungguhnya kemuliaan persahabatan ‘Abdurrahman wahai Khalid, jika engkau berinfak emas sebesar gunung Uhud, dan engkau juga seorang sahabat, maka amalmu itu tidak akan mencapai amalnya”. Kendati Khalid sendiri telah mulai berinfak sebelum Futuh Makkah dan ikut serta berperang. --khot-- “Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu”. (QS. Al Hadid : 10) Dalam shahih Muslim dari hadits Jabir disebutkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda : --khot-- “Tidak akan masuk neraka, seseorang yang pernah berbaiat di bawah pohon (Baitur Ridwan)”. (HR. Muslim dalam Shahihnya) Ibnu Mas’ud berkata : “Sesungguhnya Allah melihat hati hamba-hamba-Nya , maka Dia dapati hati Muhammad itu lebih baik dari hati seluruh hamba-Nya, maka Diapun memilihnya dan mengangkatnya sebagai Rasul untuk mengemban risalah-Nya. Kemudian melihat hati hamba-hamba-Nya sesudah hati Muhammad Saw, maka Dia dapati hati para sahabatnya (Muhammad) itu lebih baik dari hari seluruh hamba. Lantas mereka dijadikan oleh Allah sebagai pembantu-pembantu Nabi-Nya” Ibnu Hajar berkata : “Umat Islam telah bersepakat bahwa kemuliaan sahabat itu tidak dapat dibandingkan dengan sesuatu apapun jua”. Dalam buku Aqidahnya, Abu Ja’far Ath Thahawi mengatakan : “Dan kami mencintai para sahabat Rasulullah SAW dengan tidak mengurangi sedikitpun kecintaan kami atas seseorang diantara mereka, dan kami membenci siapapun yang membenci mereka atau mengatakan sesuatu yang tidak baik terhadap mereka dan kami tidak mengatakan tentang mereka kecuali yang baik. Mencintai mereka adalah termasuk agama (dien), iman, dan ihsan, sedangkan membenci mereka adalah tindak kekufuran, kemunafikan dan melampaui batas”. Golongan manusia pilihan yang mulia ini, dipilih oleh Allah Rabbul ‘Izzati untuk menguatkan agama-Nya dan membela syariat-Nya. --khot-- “Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu'mim”. (QS. Al Anfal : 62) Bagaimana generasi satu-satunya dan prototipe yang unik dalam sejarah kemanusiaan secara keseluruhan ini keluar dan muncul dari antara dua sampul kitab ? Bagaimana mereka menterjemahkan ayat-ayat kepada manusia, sehingga berubahlah kata-kata tersebut menjadi manusia berasal dari daging dan darah ? Dan engkau tidak dapat membedakan kehidupan nyata mereka dari ayat Al Qur’an manapun. --khot-- “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. (QS. Ali Imran : 110) Bagaimana mereka tumbuh berkembang sehingga menjadi generasi yang kuat dan matang dengan akarnya yang kokoh menghunjam ke dasar bumi. --khot-- “Akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya”. (QS. Ibrahim : 24-25) Apa sebenarnya prinsip-prinsip yang menjadi esensi pembinaannya ? Apa dasar-dasar yang dipergunakan Murabbinya, Muhammad SAW untuk membina bangunan yang besar, mengagumkan dan mempunyai keteraturan yang unik. sumber : tarbiyah jihadiyah 1 oleh : DR.Abdullah Azzam, Rhm

UNTUK UKHTI

Ya Ukhti... Mengapa?
(Di bawah ini adalah surat terbuka dari seorang ikhwan di negeri Pangeran Charles, ditujukan kepada seluruh muslimah yang peduli terhadap nasib umat-pent)

Tulisan ini tidak menyamaratakan semua muslimah. Saya sadar masih banyak muslimah shalihah di luar sana yang kedekatannya dengan Allah tak perlu diragukan lagi. Sebagai seorang muslim, saya pun menyadari bahwa diri ini masih jauh dari sempurna.

Namun izinkanlah saya menulis ditujukan kepada siapa pun yang berkepentingan dengan isi surat ini,

Ya Ukhti,
Mengapa kau katakan “Aku tak bisa memakai kerudung atau jilbab karena aku takut orang akan memandangiku karena gaya berpakaianku”?

Tetapi mengapa kau malah pergi keluar rumah setengah telanjang atau hanya memakai baju ketat, terlihat murahan, dan bahkan ada 1000 laki-laki yang memandangmu serta seluruh bagian tubuhmu yang harusnya kau tutup rapat? Bagaimana mungkin hal ini tidak membuatmu risih?

Aisyah r.a. pernah berkata, “Hal yang paling tidak kusukai adalah apabila ada laki-laki yang memandangiku dan aku pun juga tidak suka memandang mereka.”

Cobalah renungkan! Apakah jauh lebih baik terlihat murah seperti seonggok daging berjalan sebagaimana dilakukan oleh wanita-wanita non muslim? Ataukah jauh lebih baik terlihat berbeda, suci, shalihah, dan terhormat dengan memakai kerudung dan jilbab?

Aisyah r.a. pernah berkata, “Hal yang paling tidak kusukai adalah apabila ada laki-laki yang memandangiku dan aku pun juga tidak suka memandang mereka.”

Ya ukhti…
Mengapa kau suka bergunjing tentang saudara-saudaramu sesame muslim selama berjam-jam tanpa lelah? Tapi mengapa ketika waktunya mengkaji Islam, beribadah dan beramal shalih, tiba-tiba engkau terdiam, canggung, enggan dan malas?

Rasulullah Muhammad SAW berkata, “bergunjing itu seperti memakan daging saudara sendiri.”

Ya ukhti,
Mengapa di zaman Rasulullah dan para sahabat dulu, banyak perempuan cerdas dan shalehah yang mampu mendidik anak-anaknya untuk mengenal Tuhannya, mencintai Nabinya serta menjadikan mereka generasi-generasi muslim yang tangguh?

Tetapi mengapa sekarang sulit sekali menemukan sosok perempuan sekualitas itu? Mengapa yang ada sekarang adalah sosok perempuan yang mengarahkan anak-anaknya ke jalan haram semisal pamer aurat, berdansa-dansi dengan non mahrom dan kemaksiatan lainnya?
Mengapa saat ini sulit sekali menemukan sesosok ibu yang bisa menanamkan keimanan pada anak-anaknya, taat beribadah dan menjadi generasi berkualitas?

Ya Allah….tolonglah kami…

Rasulullah SAW pernah mengingatkan, “Wanita itu dinikahi karena 4 hal yaitu kecantikan, kekayaan, keturunan dan agama. Pilihlah karena agamanya maka kamu akan beruntung.”

Allah pun berfirman, “Jika kamu tidak menyembah dan taat pada-Ku, maka Aku akan menggantinya dengan sekelompok orang yang mereka itu cinta dan taat pada-Ku dan Aku pun mencintai mereka.”

(Ya ukhti, dekatilah para wanita yang masih belum paham Islam dan ajaklah mereka untuk memahami dien Islam ini karena dari merekalah nantinya akan lahir generasi-generasi penerus risalah dien yang mulia ini. Anakmu akan berinteraksi dengan anak mereka, begitu pun sebaliknya, anak mereka akan berinteraksi dengan anak-anakmu. Dan buatlah interaksi yang terjadi itu berdasarkan Islam dan syariatnya)

Semoga ridho Allah selalu menyertaimu.

Diterjemahkan dengan bebas dari seorang ‘brother’ yang memakai nickname FromStreetToDienIslam.

TEMAN SEJATI

Teman Sejati, Seperti Apa Sih?
Teman sejati, hmm…susah-susah gampang, gampang-gampang susah.

Katanya sih, teman sejati itu teman dalam suka dan duka. Tapi sebetulnya, ada lagi ciri-ciri teman sejati yaitu apabila kamu salah, dia mau mengingatkan. Begitu sebaliknya apabila dia salah, sebagai teman yang baik kamu juga mau mengingatkan dia. Dia pun juga harus mau diingatkan. Jadi timbal balik gitu deh.

Dalam berteman, jangan cuma mencari sosok yang maunya dipuji-puji saja. Giliran diingatkan ketika dia salah, eh… malah mencak-mencak dan menuding balik pada yang mengingatkan. Begitu pun dengan diri kamu. Kamu tak butuh teman yang bisanya cuma menyanjung. Tapi kamu butuh teman yang selalu ada untuk mengingatkan apabila kamu lalai dan alpa.

Banyak di luar sana, mereka yang mengaku-aku teman. Namun anehnya, dia suka sekali menghina-dina. Alasannya sih bercanda. Bercanda kok terus. Mulai dari menghina keluargamu, menghina sekolahmu, sampai-sampai menghina gaya kamu berpakaian. Apalagi bila temanmu ini dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap dia itu istimewa. Jadi deh, orang lain dianggapnya remeh dan dengan enaknya dia menghina kamu sebagai teman.

Gimana donk kalau kamu menemukan teman dengan karakter ini? Gak masalah. Jangan panik. Yang namanya manusia itu diciptakan dengan berbagai karakter dan latar belakang. Sekarang tinggal komitmen kalian aja, apakah mau untuk saling menasihati atau tidak. Kalau dia dinasihati tapi malah ngamuk-ngamuk, ya sudahlah. Toh, teman bukan Cuma dia. Paling-paling selama ini dia yang memanfaatkan kamu dan kamu tidak mendapat manfaat apa-apa dari dia selain sakit hati.

Dia tukang nyontek, dia tukang numpang tenar karena kamu pintar di kelas, dia tukang caper (cari perhatian) karena guru-guru sering memperhatikan kamu yang cerdas dan selalu bisa menjawab soal di kelas, dll. Apa yang kamu dapat dari dia? Nothing. Kecuali dia akan menghinamu bila tidak mendapat apa yang diinginkan darimu.

…Jadikan teman bahkan sahabat dalam kebaikan, orang yang bisa mengingatkan dan diingatkan bila melakukan kesalahan...

Walah….udah deh, mending kamu cari teman yang bisa diajak untuk menuju kebaikan bersama. Gak usah silau dengan materi yang dia punya. Toh itu semua adalah fana. Bila dia marah dan menyebarkan black campaign alias menjelek-jelekkan kamu ke setiap orang yang ditemui, biar saja. Tidak usah dibalas. Lapangkan hatimu dengan cara mendoakan dia agar segera mendapatkan hidayah dan kembali ke jalan yang benar. Yakinlah, Allah Mahatahu apa yang ada di dalam hati setiap hamba-Nya. Kamu yang berniat tulus mendoakan, insya Allah semoga sampai doamu itu dan temanmu itu bisa berubah menjadi lebih baik.

Selanjutnya, masih banyak di luar sana bertebaran sosok-sosok yang lebih kayak kamu jadikan teman bahkan sahabat. Teman yang bisa diajak bergandeng tangan dalam kebaikan. Teman yang bisa mengingatkan dan diingatkan bila melakukan kesalahan. Teman yang benar-benar teman bukan sekadar memanfaatkan posisimu demi keuntungan dia pribadi. Nah, selamat mencari teman sejati ya ^_^